1.
IKATAN HIDROGEN
Ikatan Hidrogen adalah ikatan yang
terbentuk karena adanya gaya tarik-menarik antara atom-atom yang mempunyai
keelektronegatifan yang sangat besar, seperti F, O, N dengan atom H. Ikatan
hidrogen lebih kuat dari gaya antarmolekul lainnya, namun lebih lemah
dibandingkan dengan ikatan kovalen dan ikatan ion, contoh ikatan hidrogen:
Ikatan
hidrogen dapat terjadi inter molekul dan intra molekul. Jika ikatan terjadi
antara atom-atom dalam molekul yang sama maka disebut ikatan hidrogen
intramolekul atau didalam molekul, seperti molekul H2O dengan molekul H2O.
Ikatan hidrogen, juga terbentuk pada pada antar molekul seperti molekul NH3,
CH3CH2OH dengan molekul H2O, ikatan yang semacam ini disebut dengan ikatan
hidrogen intermolekul.
2.
MEKANISME TERJADINYA IKATAN HIDROGEN
Beberapa kemungkinan gaya antar
molekul yang dapat membentuk terjadinya Ikatan Hidrogen, yaitu gaya
dipol-dipol, dipol sesaat dipol terinduksi, dipol-dipol terinduksi, dipol ion,
dan dipol sesaat ion yang dikenal dengan nama gaya Van der Waals.
a.
Gaya
Dipol-dipol
Gaya dipol-dipol terjadi
jika sesama senyawa kovalen polar saling berinteraksi. Senyawa kovalen polar
memiliki muatan yang terpolarisasi (terkutubkan) yang disebut Dipol. Ada 2
jenis Dipol, yaitu dipol positif (bermuatan +) dan dipol negatif (bermuatan -).
Gaya dipol-dipol yang paling kuat adalah ikatan Hidrogen. Dipol yang berbeda tarik menarik, dipol yang sama
akan tolak menolak. Gaya tarik menarik antar dipol lebih kuat dibandingkan gaya
tolak menolak antar dipol. Gaya
dipol-dipol yang paling kuat adalah ikatan hidrogen.
b.
Gaya
Dipol Sesaat Dipol Terinduksi (Gaya London)
Gaya antarmolekul ini
umumnya dimiliki senyawa kovalen nonpolar, yang tersusun dari inti atom dan
elektron-elektron yang selalu bergerak bebas.
Perpindahan elektron dari suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan suatu
molekul yang secara normal bersifat nonpolar menjadi polar sehingga terbentuk
suatu dipol sesaat.
Dipol
yang terbentuk dengan cara itu disebut dipol sesaat karena dipol itu dapat
berpindah milyaran kali dalam satu detik. Pada saatberikutnya dipol itu hilang
atau bahkan dudah berbalik arahnya. Dipol Terinduksi yaitu apabila molekul
non polar dengan dipol sesaat menginduksi molekul non polar lainnya. Gaya antar
molekul antara dipol sesaat dan dipole terinduksi dikenal dengan nama gaya
disperse London. Semakin besar Ar / Mr maka semakin kuat gaya London dan titik
leleh dan titik didih akan semakin tinggi. Untuk yang berisomer, semakin sedikit
jumlah cabang maka titik leleh dan titik didih semakin tinggi.
c.
Gaya
Dipol-dipol Terinduksi
Jika suatu molekul polar
berdekatan dengan molekul nonpolar, maka molekul polar dapat menginduksi
molekul nonpolar. Dipol dari molekul polar akan saling tarik-menarik dengan
dipol terinduksi dari molekul nonpolar, yang disebut gaya dipol-dipol
terinduksi.
d.
Gaya
Ion-Dipol
Gaya antar molekul jenis
ini terjadi antara senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
e.
Gaya
Ion-Dipol Sesaat
Gaya Ion-Dipol sesaat terjadi
dari interaksi antar gaya dipol-dipol terinduksi dengan gaya ion dipol. Senyawa
ion berdekatan dengan molekul nonpolar, ion tersebut dapat menginduksi dipol
molekul nonpolar. Jenis gaya antar molekul ini memegang peranan penting dalam
sirkulasi aliran darah dalam tubuh.
3.
PENGARUH IKATAN HIDROGEN terhadap
TITIK DIDIH dan TITIK LELEH
Ketika suatu zat mengalami pendidihan
dan pelelehan, ikatan yang dimiliki zat akan terputus. Dengan kata lain,
peristiwa pendidihan dan pelelehan pada dasarnya merupakan pemutusan ikatan.
Semakin kuat ikatan yang terbentuk, semakin tinggi titik didih dan titik leleh
zat.
Pembuktian adanya ikatan hidrogen
diketahui dari kajian tentang titik didih. Kajian dilakukan terhadap molekul
yang memiliki atom hidrogen seperti CH4, SiH4, GeH4,SnH4 dan PbH4 dikelompokan
kedalam group 1 dan PH3, NH3, HF, dan H2O masuk dalam group 2. Ternyata untuk
group 1 titik didihnya semakin meningkat dan diketahui interaksi yang terjadi
karena atom-atom yang berikatan semakin polar, sehingga interaksi dipol-dipol
semakin besar dan meningkatkan titik didihnya (CH4, SiH4, GeH4,SnH4 dan PbH4).
Sedangkan dalam group 2, atom-atom
yang berikatan dengan hidrogen yaitu atom P, N, O dan F seluruhnya memiliki
pasangan elektron bebas atau memiliki elektronegatifitas yang besar, sehingga
ikatan antar molekul dapat terjadi. Semakin kuatnya ikatan hydrogen yang
terbentuk menyebabkan terjadinya kenaikan titik didih. Sehingga molekul pada
group 2 memiliki titik didih lebih besar dibandingkan dengan molekul pada group
1. JIka kita membandingkan senyawa-senyawa di dalam group 2, antara molekul PH3
dan NH3 memiliki 1 (satu) pasangan elektron bebas, untuk molekul H2O memiliki 2
(dua) pasangan elektron bebas. Titik didih air lebih besar dibandingkan dengan
molekul PH3 dan NH3. Dalam kasus ini molekul air lebih memiliki peluang yang
lebih besar untuk membentuk ikatan hydrogen.
Kesimpulannya : Bahwa kekuatan Ikatan
Hidrogen ditentukan oleh nilai keelektronegatifan dan jumlah Ikatan Hidrogen
yang terbentuk.
0 komentar:
Posting Komentar