Sabtu, 25 Juli 2015

Iman Kepada Malaikat



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka. Dalam bab ini, kita akan membahas tentang Iman kepada Malaikat. Rukun akidah yang kedua setelah iman kepada Allah, adalah iman kepada adanya malaikat. Iman kepada malaikat lebih didahulukan daripada iman kepada nabi dan rasul, hal ini dikaitkan dengan salah satu fungsi utama malaikat, yaitu sebagai penyampai wahyu Allah kepada nabi-Nya.
Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan. Dalam ajaran agama islam terdapat sepuluh malaikat yang wajib kita ketahui dari banyak malaikat yang ada di dunia dan akhirat yang tidak kita ketahui. Iman kepada malaikat adalah bagian dari rukun iman. Iman kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah. Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya. Dan manusia dapat melihat malaikat dengan seizing Allah SWT.

B.       Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah agar dapat mengetahui apa itu malaikat, nama-nama serta tugas-tugasnya, dan sifat yang ada pada malaikat. Serta mengaplikasikannya didalam kehidupan sehari-hari dengan cara beriman kepada malaikat, bahwasannya malaikat itu ada.

C.      Manfaat dalam Mempelajari Iman Kepada Malaikat
Segala hal yang kita pelajari di dunia ini sangat berguna bagi kehidupan manusia, termasuk pembahasan mengenai beriman kepada malaikat. Malaikat sebagai salah satu makhluk Allah SWT yang paling taat kepada aturan yang ditentuka Allah SWT. Tentu banyak pelajaran yang bisa kita ambil mengenai sifat-sifat malaikat tersebut. Diharapkan setelah pembahasan tentang malaikat ini, kita bisa meningkatkan iman kita kepada Allah SWT sebagai makhluk-Nya. Yakni dengan senantiasa menjalankan segala apa yang diperintahkan oleh Allah SWT, dan meninggalkan segala yang dilarang oleh Allah SWT.




















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Iman
Iman menurut bahasa artinya percaya, sedangkan menurut istilah iman berarti (HR. Ibnu Majah) membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dalam perbuatan. Iman adalah mempercayai dan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh Rasulullah baik yang berkenaan dengan akidah, ibadah maupun muamalah.[1]
Dari penjelasan tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa iman tidak hanya diucapkan dengan lisan, tetapi juga harus kita hayati di dalam hati, serta diamalkan di dalam kehidupan sehari-hari.

B.       Hakikat Malaikat
Kata malaikat  merupakan jamak dari kata Arab ( مَلَكٌ) malak yang berarti kekuatan. Jadi malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan dan perintah Allah. Malaikat adalah suatu makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah dari Nur (Cahaya). Mereka diciptakan oleh Allah dengan mempunyai beberapa sayap (QS. Fathir:1). [2]
Artinya: “Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fathir:1).
Karena itu mereka mempunyai kecepatan, kemampuan, kepangkatan dan kekuasaan yang berbeda di sisi Allah.
Mereka disucikan Allah dari keinginan-keinginan hawa nafsu. Mereka sangat patuh kepada Allah dan tidak mendurhakai-Nya. Dan kepada mereka diberikan Allah bermacam-macam kemampuan yang luar biasa hebatnya, di antaranya ialah:
1.         Merubah diri mereka ke dalam bentuk yang lain
2.         Memikul Arasy Tuhan (QS. Ghafir : 7 dan QS. Al Haqqah:17)
Artinya: “Malaikat yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya, bertasbih memuji TuhanNya; dan beriman kepadaNya; serta mereka memohon ampun bagi orang-orang yang beriman (dengan berdoa merayu): “Wahai Tuhan kami! RahmatMu dan IlmuMu meliputi segala-galanya; maka berilah ampun kepada orang-orang yang bertaubat serta menurut jalanMu, dan peliharalah mereka dari azab neraka.” (QS. Ghafir : 7).
3.         Mencabut nyawa manusia (QS. As Sajadah: 11 dan QS. Al An’am: 61)
Artinya: “Katakanlah (wahai Muhammad): "Nyawa kamu akan diambil oleh Malakul-Maut yang ditugaskan berbuat demikian ketika habis ajal kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Tuhan kamu (untuk menerima balasan)". (QS. As Sajadah: 11)
Tetapi di dalam martabat, manusia lebih tinggi dari malaikat. Hal ini terbukti antara lain dari peristiwa penciptaan Adam (manusia), yang Allah memerintahakan kepada mereka untuk bersujud kepada Adam. Kemudian di dalam QS. At-Tin ayat 4, Allah menyatakan bahwa manusia adalah makhluk-Nya yang terbaik dan di dalam QS. Al-Isra’ ayat 70 Allah menyatakan, bahwa manusia adalah makhluk-Nya yang termulia.[3]
Artinya: “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya.”(QS. At-Tin: 4)
Dari sisi lain, dapat dilihat ketaatan para malaikat dalam melaksanaan perintah-perintah Allah itu bersifat naluriah. Demikian pula mereka meninggalkan kemaksiatan tanpa memerlukan susah payah sedikit pun karena mereka tidak memiliki nafsu syahwat. Sementara manusia dalam melaksanakan hal itu harus bermujahadah, berjuang dengan sungguh-sungguh, bergumul dengan hawa nafsu, berperang menghadapi gangguan syetan, bersusah-payah untuk taat, dan bekerja keras dalam menyempurnakan dirinya dan meningkatkan ruhaninya dengan penuh harap dan cemas.[4]
Dari uraian di atas, dapat kami simpulkan bahwa keberadaan malaikat memang benar adanya. Mereka diciptakan dari cahaya, sangat patuh terhadap Allah SWT., dan tidak memiliki hawa nafsu. Walaupun demikian, martabat manusia lebih tinggi dari malaikat. Dan manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang terbaik seperti diungkapkan pada QS. At-Tin ayat 4.

C.      Iman Kepada Malaikat
Iman kepada malaikat adalah bagian dari rukun iman. Keimanan itu secara naqli berdasarkan firman Allah (Q.S Al-Baqarah 285) :
Artinya: “Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah , malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." (Q.S Al-Baqarah 285).
Iman kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat walaupun kita tidak dapat melihat mereka dan meyakini bahwa mereka adalah salah satu ciptaan Allah.
Keimanan kepada para malaikat ini, lebih bercorak dokmatis artinya kita yakini berdasarkan firman Allah yang ada dalam Al-Quran (dalil naqli), dan sulit dibuktikan secara rasio (dalil aqli). Oleh karena itulah, Syekh Mahmud Syaltut mengatakan adapun orang-orang Islam yang mempercayai bahwa sumber kepercayaan terhadap hal-hal yang ghaib adalah Al-Quran saja satu-satunya, dan hanya Al-Quran itulah yang benar berita-beritanya tentang malaikat itu sebagai berita yang tidak mungkin atau dikomentari lagi. Demikian pula tidak membolehkan diri mereka terseret hingga dapat menimbulkan ekses di balik berita yang diyakini itu, baik dari segi materi malaikat itu sendiri (bagaimana cara-cara kejadian mereka) maupun dari segi penjelmaan atau cara melihat mereka.[5]
Karena malaikat adalah makhluk spiritual atau kategori makhluk ghaib, sementara sumber akidah tentang perihal alam ghaib itu hanya nash, maka muslimin seyogianya mengimaninya berdasar dan sebatas apa yang disampaikan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah semata, tanpa harus berupaya membahas dan mereka-reka lebih jauh hakekat bentuk mereka.[6]
Oleh karena itu, dapat kami simpulkan bahwa iman kepada malaikat adalah meyakini akan keberadaan malaikat walaupun mereka tidak tampak, dan itu dapat dibuktikan dengan dalil naqli. Sebagai umat muslim kita harus meyakini keberadaan malaikat. Karena sudah dibuktikan dari ayat-ayat yang tercantum dalam Al-Qur’an.

D.      Sifat-sifat Para Malaikat
Malaikat itu memiliki sifat-sifat antara lain sebagai berikut:
1.      Diciptakan dari nur atau cahaya, seperti yang diberitakan dalam sebuah hadist “Malaikat-malaikat itu diciptakan dari cahaya, Jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepada mu semua.” (HR. Muslim)
2.      Taat dan berbakti kepada Allah, apapun yang diperintahkan-Nya selalu dikerjakan
”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. At-Tahrim :6).
3.      Dapat menjelma atau berubah bentuknya seperti manusia (QS. Maryam :16-17).
Artinya: “Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Qur’an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur. maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.”(QS. Maryam :16-17)
4.      Selalu bersujud kepada Allah (QS. Al-Hijr : 30).
Artinya: “Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama.” (QS. Al-Hijr : 30)
5.      Senantiasa bertasbih, menyucikan Allah (QS. Al-Anbiya : 20).
Artinya: “Mereka (malaikat-malaikat) bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang.” (QS. Al-Anbiya : 20).
6.      Tidak merasa letih untuk menyembah Allah (QS. Al-Anbiya : 19).

Artinya: “Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi[16]. Dan (malaikat-malaikat) yang di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih.” (QS. Al-Anbiya : 19).
7.      Tidak sombong atau takabur (QS. An-Nahl : 49).
Artinya: “Dan bagi Allah jualah tunduk sujud apa yang ada di langit dan yang ada di bumi, dari makhluk-makhluk yang bergerak serta malaikat sedang mereka (malaikat- malaikat itu) tidak berlaku sombong takbur (daripada beribadat dan sujud kepadaNya.” (QS. An-Nahl : 49).
8.      Memberi salam kepada ahli surga (QS. Ar-Ra’d : 23-24).
Artinya: “Yaitu Syurga yang kekal, yang mereka akan memasukinya bersama-sama orang-orang yang mengerjakan amal salih dari ibu bapa mereka dan isteri-isteri mereka serta anak-anak mereka sedang malaikat-malaikat pula akan masuk kepada mereka dari tiap-tiap pintu. (Memberi hormat dengan berkata): "Selamat sejahteralah kamu berpanjangan, disebabkan kesabaran kamu. Maka amatlah baiknya balasan amal kamu di dunia dahulu". (QS. Ar-Ra’d : 23-24).
9.      Memohon ampunan untuk orang-orang beriman (QS. Al-Mukmin : 7).
Artinya: “Malaikat yang memikul `Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya, bertasbih memuji Tuhannya dan beriman kepadaNya serta mereka memohon ampun bagi orang-orang yang beriman (dengan berdoa merayu: "Wahai Tuhan Kami! RahmatMu dan IlmuMu meliputi segala-segalanya maka berilah ampun kepada orang-orang yang bertaubat serta menurut jalanMu, dan peliharalah mereka dari azab neraka.” (QS. Al-Mukmin : 7).
10.  Malaikat itu tidak berjenis kelamin laki-laki ataupun perempuan.
11.  Tidak memiliki hawa nafsu, tidak makan, minum dan tidur.
12.  Tidak mati sebelum datangnya kiamat.[7]
13.  Membangkitkan kekuatan ruhani yang ada dalam diri manusia dengan mengilhamkan kebenaran dan kebaikan.
14.  Membaca “Aamiinn” bersama orang-orang yang shalat.
15.  Hadir pada shalat ashar dan subuh di setiap hari.
16.  Turun saat Al-Qur’an dibacakan.
17.  Hadir di majlis dzikir.
18.  Memohonkan berkah untuk ahli ilmu dan bersikap tawadhu’ terhadap mereka.
19.  Mencemoohkan orang-orang fasik dan memukul wajah-wajah mereka dan punggung-punggung mereka.[8]
Dari penjelasan tersebut, ditarik kesimulan bahwa malaikat memiliki sifat-sifat tertentu. Yang mana ada baiknya kita dapat mencontoh sifat-sifat para malaikat. Tetapi tidak semuanya yang dapat kita contoh, hanya yang bisa kita lakukan saja seperti taat dan berbakti kepada Allah, bersujud dan menyembah Allah, dan tidak sombong dan takabur.

E.       Jumlah Malaikat
Jumlah malaikat sangat banyak sekali. Hal ini disebabkan antara lain karena banyaknya macam alam, sedang bagi alam tertentu ada malaikat tertentu dan banyaknya tugas yang harus dilaksanakannya, sedang bagi tugas tertentu ada malaikat tertentu. Tentang malaikat bagi alam-alam tertentu ialah:
1.      Malaikat pemikul Arasy (QS. Ghafir: 7).
2.      Malaikat matahari (HR. Thabrani).
3.      Beberapa malaikat bagi setiap manusia
Selanjutnya Nabi Muhammad SAW. menyatakan, bahwa pada setiap luas tapak kaki ada malaikat yang ruku’ atau sujud.[9]
Dari penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah malaikat itu banyak sekali karena banyaknya macam alam. Dan setiap luas tapak kaki manusia ada malaikat yang ruku’ dan sujud.

F.       Fungsi Malaikat
Malaikat itu mempunyai fungsi yang sangat banyak dan beragam. Sayid Sabiq dalam bukunya “Al-Aqaidul Islamiyah” pertama kali membaginya kepada dua tempat, yaitu:
1.      Dalam alam ruh
2.      Dalam alam dunia

Malaikat dalam alam ruh di antaranya ialah:
1.         Bertasbih kepada Allah
2.         Memikul Arasy
3.         Memberi salam kepada ahli Syurga
4.         Menyiksa ahli Neraka

Malaikat di dalam alam dunia, di antara fungsinya ialah:
1.         Menurunkan wahyu
2.         Mencatat amal manusia
3.         Pencabut nyawa
4.         Menyertai, mengawasi dan mendoakan manusia dalam berbagai kegiatan
5.         Menjaga segala sesuatu yang ada di dalam ala mini
6.         Meniup terompet dua kali; pertama untuk kiamat, kedua untuk berbangkit kembali setelah kiamat
7.         Menanyai mayat dalam kubur, ketika baru saja selesai dikuburkan dan orang-orang yang mengantarkannya sudah pulang semua
Kemudian para cendikiawan di dalam buku-buku “Ilmu Aqidah” mengemukakan 10 nama malaikat dengan fungsinya masing-masing, yaitu sebagai berikut:
1.      Jibril atau Jibrail fungsinya sebagai penyampai wahyu kepada para Nabi. Nama lain dari Jibril adalah Ruhul Quds (Q.S. An-Nahl:102) dan Ruh al-Amin (Q.S. Asy-Syuara:193).
2.      Mikail fungsinya sebagai pembagi rizki bagi semua makhluk.
3.      Israfil fungsinya sebagai peniup sangkakala, untuk hari kiamat dan hari berbangkit (QS. Al- Haqqah:13-16, QS. Az-Zumar:68, QS. Ibrahim:48).
Artinya: “Dan sudah tentu akan ditiup sangkakala, maka pada waktu itu matilah makhluk-makhluk yang ada di langit dan yang ada di bumi, kecuali sesiapa yang dikehendakki Allah (terkemudian matinya) kemudian ditiup sangkakala sekali lagi maka dengan serta merta mereka bangun berdiri menunggu (kesudahan masing-masing).” (QS. Az-Zumar: 68)
4.      Izrail fungsinya sebagai pencabut nyawa makhluk hidup.
5.      Mungkar dan Nakir yaitu dua malaikat yang berfungsi menanyai mayat di dalam kuburnya.
6.      Raqib dan ‘Atid atau Kiraman dan Katibin yaitu dua malaikat pencatat amal perbuatan manusia (QS. Qaf: 16-18).
Artinya: “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (QS. Qaf: 16-18).
7.      Ridwan fungsinya sebagai penjaga surga (QS. Ar-Ra’d:23-24).
8.      Malik fungsinya sebagai penjaga neraka (QS. At-Tahrim:6, QS. Al-Zukhruf: 77).[10]
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)
Dari uraian tersebut, kami menyimpulkan bahwa fungsi malaikat dibagi atas dua alam, yaitu alam ruh dan alam manusia. Dan untuk alam manusia ada 10 malaikat beserta fungsi nya yang wajib kita imani.

G.      Cara Mempercayai Malaikat
Cara mempercayai malaikat ini ialah dengan mempercayai bahwa Allah mempunyai suatu makhluk yang bernama malaikat, yang diberi bermacam-macam tugas oleh Allah dan mereka melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan sangat baik serta tidak pernah mereka mendurhakai-Nya.
Khusus bagi manusia Allah telah menugaskan beberapa malaikat yang terpenting di antaranya ialah:
1.         Malaikat pencatat semua amalan manusia (QS. Al-Infitar: 10-12).
Artinya: “Padahal sesungguhnya, bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu). Yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Infitar: 10-12).
2.         Malaikat pelapor amalan manusia kepada Allah, yang dilaksanakannya setiap siang dan malam, yaitu pada waktu shalat subuh dan ashar.
3.         Malaikat pembantu akal manusia agar ia selalu berbuat baik, sebagaimana adanya syetan pembantu nafsu manusia agar ia terjerumus ke dalam kejahatan.
4.         Malaikat pendorong dan mendoakan manusia di dalam berbagai macam perbuatan baiknya, diantaranya ialah:
a.       Penuntut ilmu.
b.      Orang shalat.
c.       Pengunjung orang sakit.[11]
Oleh sebab itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa Allah telah member tugas-tugas tertentu kepada para malaikat. Dan kita sebagai manusia, seharusnya sadar untuk tidak melakukan perbuatan tercela, karena setiap saat kita selalu diawasi oleh para malaikat. Jika kita berbuat kebaikan malaikat akan mendo’akan kita. Untuk itu, selalulah kita berbuat kebaikan.

H.      Contoh-contoh Perilaku Beriman Kepada Malaikat
Orang yang beriman kepada malaikat akan mempunyai perilaku sebagai berikut :
1.         Selalu berkata baik, dan kalau tidak bisa lebih baik diam.
2.         Berakhlak mulia yang mendatangkan manfaat bagi dirinya dan orang lain.
3.         Senantiasa tolong menolong dalam berbuat kebaikan.
4.         Senantiasa bersyukur terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan cara memelihara dan meningkatkan ketaqwaanya.
5.         Bersabar terhadap musibah yang menimpanya.
6.         Malu untuk berbuat dosa karena yakin bahwa malaikat selalu mencatat perbuatannya
Adapun tanda-tanda beriman kepada malaikat di wujudkan dengan sikap:
1.      Percaya sepenuh hati bahwa malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dari cahaya
2.      Percaya sepenuh hati bahwa malaikat mempunyai sifat, seperti selalu taat dan patuh pada perintah Allah Swt, tidak berjenis kelamin, tidak punya hawa. nafsu, tidak berkembang biak, tidak mati sebelum datangnya hari kiamat dan diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk tugas-tugas tertentu.
Dari uraian di atas kami menyimpulkan bahwa manusia yang beriman itu memiliki prilaku dan sikap yang berbeda dari manusia yang tidak beriman kepada para malaikat.

I.         Manusia dan Malaikat serta Hikmah Beriman Kepada Malaikat
Perbedaan manusia dan malaikat yaitu:

Penciptaan

Sifat-sifat

Tugas dankewajiban

Derajat  Kedudukan
a. Manusia
    diciptakan
    dari
    saripati   
    tanah
b. Malaikat
    diciptakan
    dari nur  
    atau 
    cahaya
a. Manusia imannya 
    labil,
    malaikat
    imannya stabil
b. Manusia punya
    jenis kelamin,  
    malaikat tidak.
c. Manusia bersifat
    jasmani dan 
    rohani,
    malaikat 
    bersifat ghaib.
a. Manusia diciptakan 
    sebagai 
    khalifah dan untuk
    beribadah hanya 
    kepada 
    Allah.
b. Malaikat diciptakan 
    dengan
    tugas dan 
    kewajibannya
    masing-masing.
Manusia yang beriman dan bertaqwa derajatnya lebih tinggi dari malaikat, karena ketaatan manusia melalui perjuangan melawan hawa nafsu sedangkan malaikat tidak punya hawa nafsu.

Adapun hikmah-hikmah yang dapat kita ambil dari beriman kepada malaikat adalah sebagai berikut:
1.      Mempertebal serta memperkokoh keimanan kita kepada Allah SWT sebagai pencipta, makhluk di dunia beserta isinya.
2.      Sifat-sifat malaikat dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menjalankan aktivitas sebagai makhluk Allah SWT.
3.      Meyakini bahwa kebenaran wahyu Allah SWT yang diterima oleh para rasul untuk disampaikan kepada umat manusia, agar dijadikan sabagai suatu pedoman hidup.
4.      Meningkatkan keyakinan bahwa setan merupakan makhluk Allah SWT yang senantiasa merayu dan ingin menjerumuskan manusia ke jalan yang penuh dengan kemaksiatan.
5.      Mensyukuri bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan begitu sempurna dibandingkan dengan makhluk Allah SWT lainnya.
Dari penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa manusia dan malaikat itu memiliki perbedaan. Serta dari beriman kepada para malaikat ini, banyak sekali hikmah yang dapat kita ambil.















BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Iman kepada malaikat adalah bagian dari rukun iman. Iman kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan meyakini bahwa mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah. Allah menciptakan mereka dari cahaya. Mereka dulunya menampakkan wujudnya kepada Nabi dan Rasul dalam bentuk manusia laki-laki. Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya.
Beriman kepada malaikat ini tidak hanya sekedar mempercayainya sebagai makhluk yang ada, melainkan harus diiringi dengan keimanan terhadap tugas-tugas mereka yang dapat berdampak terhadap pembinaan sikap mental spiritual orang-orang mukmin.

B.       Saran
Dengan mempelajari rukun iman yang kedua yakni iman kepada malaiikat, kita sebagai seorang muslim hendaknya dapat meningkatkan keimanan kita serta menguatkan keyakinan kita. Karena Allah SWT menciptakan makhluknya selain manusia ada juga makhluk ghaib yaitu salah satunya malaikat yang wajib kita yakini.
Oleh karena itu, pembahasan makalah ini semoga dapat dimanfaatkan sebagai tambahan pengetahuan untuk mempelajari mengenai rukun iman yang kedua iman kepada malaikat.



DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim.
Zaini, Syahminan. 2006. Pedoman Aqidah Islam. Bekasi: Pustaka Darul Ilmi.
Anwar, Rosihon. 2008.  Akidah Akhlak. Bandung: Pustaka Setia.
Jamrah, Surya A. 2008. Studi Ilmu Kalam. Pekanbaru: Program Pascasarjana UINSUSKA Riau.
Sabiq, Sayyid. 2006. Aqidah Islamiyah. Jakarta: Robbani Press.  


[1] Suryan A. Jamrah. Studi Ilmu Kalam. Pekanbaru: Program Pascasarjana UIN Suska Riau. 2008. (hal.  47)
[2] Rosihon Anwar. Akidah Akhlak. Bandung: Pustaka Setia. 2008. (hal. 123)
[3] Syahminan Zaini. Pedoman Aqidah Islam. Bekasi: Pustaka Darul Ilmi. 2006. (hal. 131)
[4] Sayyid Sabiq. Aqidah Islamiyah. Jakarta: Robbani Press. 2006. (hal. 179)
[5] Rosihon Anwar. Akidah Akhlak. Bandung: Pustaka Setia. 2008. (hal. 124)
[6] Suryan A. Jamrah. Studi Ilmu Kalam. Pekanbaru: Program Pascasarjana UIN Suska Riau. 2008. (hal.  64)
[7] Ibid. (hal. 128)
[8] Sayyid Sabiq. Aqidah Islamiyah. Jakarta: Robbani Press. 2006. (hal. 189)
[9] Syahminan Zaini. Pedoman Aqidah Islam. Bekasi: Pustaka Darul Ilmi. 2006. (hal. 137)
[10] Ibid. (hal. 138)
[11] Ibid. (hal. 133)

0 komentar:

Posting Komentar