BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejak
manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri
pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya merupakan
kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan
untuk mengenal segala sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran,
pengecapan dan indera-indera lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia
secara terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya.
Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Didasari
hal inilah suatu strategi pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri
dikembangkan.
Inkuiri
berasal dari kata to Inquire
yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan.
Pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk
membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan
proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari
pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk
membangun kemampuan itu.
Strategi
pembelajaran Inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi
pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini
adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan
sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Strategi pembelajaran
inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya
dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini
sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa
Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dilakukan agar penulis terarah, terfokus, dan tidak menyimpang dari
sasaran pokok penulisan. Oleh karena itu penyusun menfokuskan kepada pembahasan
atas masalah-masalah pokok yang dibatasi dalam konteks permasalahan terdiri
dari :
1. Apakah strategi pembelajaran inkuiri ?
2. Apakah fungsi strategi pembelajaran
inkuiri ?
3. Apa sajakan langkah-langkah dalam pembelajaran
inkuiri ?
4. Bagaimana model dalam strategi pembelajaran
inkuiri ?
5. Apa sajakan kelebihan dan kekurang yang
muncul dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri ?
C.
Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud strategi
pembelajaran inkuiri.
2. Mengetahui fungsi dari strategi
pembelajaran inkuiri.
3. Mengetahui langkah-langkah dalam strategi
pembelajaran inkuiri.
4. Mengetahui model dari strategi pembelajaran
inkuiri.
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan
dalam penerapan strategi pembelajaran inkuiri.
D.
Manfaat
Hasil
dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak,
khususnya kepada mahasiswa pendidikan matematika untuk menambah pengetahuan dan
wawasan dalam mengetahui strategi pembelajaran inkuiri. Manfaat lain dari
penulisan makalah ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan
dapat dijadikan acuan dalam penerapan Startegi pembelajaran di kelas nanti.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Salah satu strategi pembelajaran
yang berpusat pada siswa adalah inkuiri. Strategi pembelajaran ini dikembangkan
oleh seorang tokoh yang bernama Suchman. Dia meyakini bahwa anak–anak merupakan
individu yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu.[1]Oleh
karena itu, prosedur ilmiah dapat diajarkan secara langsung kepada mereka.
Berikut ini adalah postulat yang diajukan oleh Suchman untuk mendukung teori
pembelajaran ini yaitu:
a. Secara ilmiah manusia mempunyai
kecendrungan untuk selalu mencari tahu akan segala sesuatu yang menarik
perhatiannya.
b. Mereka akan menyadari keingintahuan akan
segala sesuatu tersebut dan akan belajar untuk menganalisis strategi
berpikirnya.
c. Strategi baru dapat diajarkan secara
langsung dan ditambahkan/digabungkan dengan strategi lama yang telah dimiliki
siswa.
d. Penelitian kooperatif (cooveratif inquiry) dapat memperkaya
kemampuan berpikir dan membantu siswa belajar tentang suatu ilmu yang
senantiasa bersifat tentative (belum
pasti) dan belajar menghargai penjelasan atau solusi alternatif.
Inkuiri
adalah strategi pembelajaran yang merangsang, mengajarkan, dan mengajak siswa
untuk berpikir kritis, analitis, dan sistematis dalam rangka menemukan jawaban
secara mandiri dari berbagai permasalahan yang diutarakan. Pihak yang memiliki
banyak aktivitas dalam strategi ini adalah siswa melalui proses mental. Siswa
mempunyai keleluasan dan kebebasan untuk mengeksplorasi seluruh kemampuannya
tanpa harus terbebani. Dalam proses pembelajaran, siswa berperan aktif untuk
menemukan sendiri makna dan substansi dari materi yang dipertanyakan oleh guru.
Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang mengantarkan pada permasalahan
melalui pertanyaan.
Strategi
inkuiri pada prinsipnya tidak hanya mengajarkan siswa untuk memahami dan
mendalami materi, tetapi juga ingin mengembangkan kemampuan menguasai materi
melalui proses berpikir yang baik. Strategi ini berasumsi bahwa manusia pada
dasarnya mempunyai kodrat rasa ingin tahu yang besar tentang alam dan
lingkungan sekitarnya. Dari sini lah strategi pembelajaran inkuiri itu
dikembangkan. Startegi pembelajaran inkuiri banyak dipengaruhi oleh teori
belajar kognitif dan konstruktivistik. Yang mana teori kognitif adalah proses
yang melibatkan mental dan pikiran dengan memanfaatkan segala potensi yang
dimiliki, sedangkan teori konstruktivistik menegaskan bahwa pengetahuan akan
mempunyai makna jika dicari dan diselidiki secara mandiri oleh siswa.
Bagi
Piaget, perkembangan mental intelektual dipengaruhi empat faktor. Pertama, maturation atau yang disebut
dengan kematangan yang mana berkaitan dengan proses perkembangan fisiologis
anak, lebih-lebih proses perkembangan struktur otak manusia. Kedua, tindakan-tindakan fisik yang
melibatkan aktivitas pikiran, seperti pengalaman yang bisa diolah menjadi
pengetahuan. Ketiga, aktivitas yang
berhubungan dengan orang lain. Ini berpengaruh bagi perkembangan mental anak.
Anak akan berhadapan dengan bentuk baru yang berbeda dengan dirinya dalam
berbagai aspek, dan juga dapat memperkaya perbendaharaan bahasa dan mengurangi
egosentrisnya yang mana ego akan menghilang setelah mengetahui bahwa begitu
banyak orang yang mempunyai prinsip berbeda dengan dirinya. Keempat, proses penyesuaian antara
pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru yang baru didapatkan.
Beberapa
prinsip-prinsip utama dalam strategi pembelajaran inkuiri yang harus
diperhatikan oleh setiap guru:
1. Berorientasi pada pengembangan intelektual.
Selain pada hasil belajar, inkuiri juga berorientasi pada proses belajar.
Mengukur siswa dari bagaimana siswa itu mencari dan menemukan suatu makna
melalui proses berpikir.
2. Prinsip bertanya. Kemampuan guru
bertanya sangat diperlukan dalam langkah inkuiri. Pada pembelajaran ini juga
perlu dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan mempertanyakan
berbagai fenomena yang sedang dipelajarinya.
3. Prinsip interaksi. Guru mempunyai peran
yang penting untuk mengatur proses interaksi dengan siswa agar dapat berjalan
dengan dinamis. Guru sering terjebak sebagai orang yang paling tahu dan
berkuasa di kelas sehingga tidak memberi kesempatan bagi siswa untuk
berpartisipasi.
4. Belajar untuk berpikir. Belajar harus
melibatkan semua potensi dari siswa, tidak hanya mengingat dan menghapal,
tetapi juga proses mental yang membuat siswa berpikir dan menggunakan segala
kemampuannya.
5. Prinsip keterbukaan. Pembelajaran yang
baik akan selalu membuka ruang bagi anak untuk mencoba sesuai dengan tingkat perkembangan
pemikirannya. Kreativitas akan berkembang dalam suasana keterbukaan. Untuk itu,
guru bertugas memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan berbagai
hipotesis, yang mana guru harus mengawasi dan mengontrol siswa nya.[2]
B.
Fungsi Strategi Pembelajaran Inkuiri
Ada beberapa fungsi strategi
pembelajaran inkuiri yaitu:
a. Membangun komitmen (commitment bulding) dikalangan peserta didik untuk belajar, yang
diwujudkan dengan keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas terhadap mencari dan
menemukan sesuatu dalam proses pembelajaran.
b. Membangun sikap aktif, kreatif, dan
inovatif dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
c. Membangun sikap percaya diri (self confidence) dan terbuka (openness) terhadap hasil temuannya.
C.
Langkah-langkah
1. Orientasi. Pada tahap ini, guru
bertanggung jawab untuk membina suasana pembelajaran yang responsive. Guru
merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir dalam memecahkan suatu masalah.
Orientasi ini menjadi tahapan yang paling menentukan keberlangsungan proses
pembelajaran. Strategi inkuiri akan berjalan dengan baik ketika siswa mempunyai
dorongan yang kuat untuk menggunakan kemampuan berpikirnya dalam memecahkan
masalah. Berikut beberapa tahapan langkah orientasi ini.
·
Menjelaskan
tujuan dari topik yang akan dibahas dan capaian-capaian yang bisa didapat siswa
dari proses belajar itu.
·
Menerangkan
poin-poin kegiatan yang mesti dilakukan siswa untuk mencapai tujuan itu. Guru
bisa menjelaskan beberapa langkah-langkah itu secara lebih terperinci.
·
Menjelaskan
tentang pentingnya topik yang akan menjadi pokok pembahasan. Ini menjadi
penting agar dalam diri siswa termotivasi.
2. Merumuskan masalah. Ini merupakan
tahapan di mana siswa akan diajak untuk memecahkan dengan proses berpikir.
Ketika masalah sudah dirumuskan, siswa didorong untuk mencari jawaban yang
tepat dengan melibatkan kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir akan diasah
melalui proses pencarian jawaban ini. Berikut poin penting dalam merumuskan
masalah.
·
Siswa
terlibat aktif dalam merumuskan masalah. Guru hanya memberikan topik yang akan
dipelajari dan rumusan masalah yang akan menjadi bahan untuk dikaji.
·
Guru
mengawasi siswa saat membuat rumusan masalah. Siswa mencari jawaban dari
rumusan masalah yang telah dibuat.
·
Guru
menjelaskan konsep-konsep masalah. Siswa harus lebih dulu memahami
konsep-konsep yang ada sebelum lebih jauh guru membawa pada tahapan inkuiri.
3. Merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah
jawaban sementara dari permasalahan yang dikaji. Siswa perlu diajak untuk
merumuskan hipotesis sesuai dengan kapasitas kemampuan berpikirnya. Agar siswa
terdorong untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya, guru bisa melontarkan
pertanyaan yang mampu merangsang siswa agar mencari dan menemukan jawaban
sementara. Siswa dilatih menggunakan pikirannya untuk menganalisis suatu masalah
hingga menemukan jawabannya.
4. Mengumpulkan data. Dalam mengumpulkan
data, ketekunan dan kegigihan mencari informasi siswa diuji. Ini juga
dipengaruhi oleh pertanyaan guru. Pertanyaan guru yang baik dapat merangsang
siswa untuk mencari jawaban dengan baik.
5. Menguji hipotesis. Ini merupakan proses
mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara benar. Bagaimana argumentasi
siswa dan dari mana data serta informasi yang menjadi landasan argumentasi itu
benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dengan benar.
6. Merumuskan kesimpulan. Merupakan proses
mendeskripsikan temuanyang diperoleh berlandaskan pada hasil pengujian
hipotesis. Ini merupakan keharusan agar siswa mampu menemukan jawaban setelah
melalui proses berpikir dalam mencari data. Kesimpulan akan mengantarkan siswa
pada sebuah bentuk pengetahuan yang akurat. Guru harus mampu merumuskan
kesimpulan dengan akurat. Guru harus bisa memilah mana data yang penting dan
tidak dari sekian banyak argumentasi data yang sebelumya telah dipaparkan oleh
siswa.[3]
D.
Model dalam Strategi Pembelajaran Inkuiri
1. Model Inkuiri Terbimbing
Inkuiri terbimbing adalah suatu model
pembelajaran inkuiri yang dalam praktiknya guru menyediakan bimbingan dan
petunjuk bagi siswa. Peran guru dalam model ini lebih dominan dari pada siswa.
Guru dituntut kreatif dan dinamis ketika melakukan model pembelajaran ini pada
siswa yang baru mengenal. Ketika pembelajaran vakum, guru harus berperan
sebagai penggerak untuk menghidupkan suasana dengan pertanyaan.
2. Inkuiri yang Dimodifikasi
Di sini guru hanya memberikan
permasalahan pada siswa dan siswa diminta untuk memecahkan melalui pengamatan,
eksplorasi, atau melalui prosedur penelitian. Guru bisa membantu siswa untuk
mengarahkan dengan pertanyaan-pertanyaan.
3. Inkuiri Bebas
Inkuiri bebas adalah model pembelajaran
yang memberikan kemandirian penuh terhadap siswa. Siswa benar-benar diuji
kemandirian belajarnya, siswa dengan model ini seakan diarahkan untuk menjadi
sosok ilmuwan. Intervensi guru cukup minim dalam model ini.
4. Mengajak pada Penyelidikan
Berbeda sedikit dengan inkuiri bebas
yaitu terletak pada pengerjaannya. Inkuiri pada penyelidikan ini dikerjakan
secara berkelompok yang lebih terstruktur. Kalau rumusan masalah tidak dapat
dipecahkan, guru mempunyai peran untuk membantu.
5. Pendekatan Peran
Model ini melibatkan siswa dalam tim-tim
yang masing-masing terdiri dari empat orang untuk memecahkan masalah. Ada siswa
sebagai coordinator, penasihat, pencatat data dan evaluator proses. Anggota tim
mengerjakan peranannya sesuai posisi dan bekerja sama antara satu dengan yang
lainnya untuk memecahkan masalah yang diberikan.
6. Teka-teki Bergambar
Merupakan suatu teknik untuk
mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam sebuah diskusi besar atau pun
kecil. Guru dapat menggunakan gambar atau alat peraga untuk merangsang nalar kritis
siswa. Guru bisa menggunakan riddle
yang berupa gambar di papan tulis, poster, atau alat lainnya, yang bisa
dijadikan sarana bagi guru untuk mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan
dengan riddle yang digunakan. Ada beberapa langkah yang harus diikuti.
a. Memilih beberapa konsep atau prinsip
yang akan diajarkan.
b. Menunjukkan suatu ilustrasi atau gambar
yang dapat menggambarkan konsep atau situasi tertentu.
c. Menunjukkan suatu prosedur yang tidak
sewajarnya. Setelah itu, guru bisa langsung menanyakan untuk membenarkan dengan
menanyakan posisi yang salah dari riddle itu.
d. Guru dituntut untuk memuat beberapa
pertanyaan yang berbentuk divergent. Pertanyaan itu mestinya diarahkan untuk
membantu siswa untuk memperoleh konsep dan prinsip yang telah ada di dalamnya.
7. Kiasan
Model ini memusatkan pada siswa untuk
berkreasi dalam menciptakan kiasan dan metafora. Siswa akan diajak untuk
memandang suatu masalah secara lebih jeli dan juga untuk menemukan kiasan.
Kreatifitas yang sebelumnya terkurung bisa dengan mudah dikeluarkan dengan
bebas. Inkuiri model ini secara tidak langsung merangsang ide kreatif siswa
agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.[4]
E.
Pembelajaran
Matematika dengan Strategi Inkuiri
Beberapa
materi Metematika seperti menemukan rumus luas lingkaran, dalil phytagoras,
volume tabung, dan sebagainya sangat terbantu dengan menanamkan konsep
matematika. Dengan metode inkuiri guru bisa meminimalisir bentuk-bentuk
pengumuman saja dari rumus tersebut, tetapi lebih pada upaya siswa yang
diarahkan menemukan konsep itu di bawah bimbingan guru.
Sebuah
contoh pengajaran penemuan dalam geometri adalah menarik jarak antara dua gris
yang sejajar. Sejenis dengan ini, dalam inkuiri adalah menarik jarak antara dua
garis yang bersilangan sembarang dalam ruang. Contoh-contoh topik lainnya untuk
inkuiri adalah menentukan kepadatan lalu lintas di suatu perempatan, menentukan
air yang terbuang percuma dari kran ledeng yang rusak, menentukan banyak air
suatu alian sungai.
Contoh
lain seperti menemukan rumus keliling persegi dan pesegi panjang. Di sini guru
membagikan kartu bernomor secara acak, kemudian siswa mencari pasangan sesuai
gambar pada kartu tersebut untuk berkumpul menjadi kelompok. Guru memilih salah
satu siswa dari kelompo ganjil untuk menjadi juri. Guru membagikan kertas soal
kepada masing-masing kelompok. Guru menanyakan kepada masing-masing kelompok
apakah mereka menyukai coklat? Ini dimaksudkan untuk membuat siswa semangat
lagi. Mempersilahkan siswa untuk mengerjakan soal. Kelompok yang paling cepat
selesai mengerjakan soal dengan benar, berhak mendapatkan reward yang sudah
dinyatakan benar oleh juri. Reward yang tinggal 1 diberikan kepada juri.
Permainan selesai dan tepuk tangan.
F.
Kelebihan
Beberapa
keunggulan metode inkuiri yaitu:
a. Membantu peserta didik untuk mengembangkan,
kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.
b. Peserta didik memperoleh pengetahuan
secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya.
c. Dapat membangkitkan motivasi dan gairah
belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi.
d. Memberikan peluang untuk berkembang dan
maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing–masing.
e. Memperkuat dan menambah kepercayaan pada
diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada
peserta didik dengan peran guru yang terbatas.
Strategi
pembelajaran ini tidak hanya mengandalkan hasil, tetapi juga melibatkan proses.
Strategi ini juga mengedepankan pengasahan potensi yang sesuai dengan bakat dan
minat anak. Strategi ini menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dan juga sangat memperhatikan gaya belajar tiap-tiap siswa saat
mampu melayani siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata.[5]
Dalam
sumber lain, ada beberapa kelebihan dari strategi pembelajaran inkuiri ini,
ialah:
a. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan
strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif,
afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi
ini dianggap lebih bermakna.
b. Strategi ini dapat memberikan ruang
kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
c. Merupakan strategi yang dianggap sesuai
dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d. Keuntungan lain adalah strategi ini dapat
melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya,
siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa
yang lemah dalam belajar.[6]
G.
Kekurangan
Beberapa
kelemahan metode inkuiri yaitu:
a. Siswa harus memiliki kesiapan dan
kematangan mental, siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan
sekitarnya dengan baik.
b. Keadaan kelas di kita kenyataannya
banyak jumlah siswanya, maka strategi ini tidak akan mencapai hasil yang
memuaskan.
c. Guru dan siswa yang sudah terbiasa
dengan PBM gaya lama maka metode inkuiri ini akan mengecewakan.
d. Ada kritik, bahwa proses dalam metode
inkuiri terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan
perkembangan sikap dan keterampilan bagi siswa.
Di
samping itu, dalam sumber lain, terdapat kekurangan lain, yaitu:
a. Jika strategi ini digunakan sebagai
strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan
siswa.
b. Strategi ini sulit dalam merencanakan
pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikan
memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan
waktu yang telah ditentukan.
d. Selama kriteria keberhasilan belajar
ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini
akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Inkuiri
adalah salah satu strategi atau model pembelajaran yang berpusat pada siswa
yang dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama Suchman. Inkuiri adalah
strategi pembelajaran yang merangsang, mengajarkan, dan mengajak siswa untuk
berpikir kritis, analitis, dan sistematis dalam rangka menemukan jawaban secara
mandiri dari berbagai permasalahan yang diutarakan. Strategi inkuiri pada
prinsipnya tidak hanya mengajarkan siswa untuk memahami dan mendalami materi,
tetapi juga ingin mengembangkan kemampuan menguasai materi melalui proses
berpikir yang baik. Strategi ini berasumsi bahwa manusia pada dasarnya
mempunyai kodrat rasa ingin tahu yang besar tentang alam dan lingkungan
sekitarnya. Dari sinilah strategi pembelajaran inkuiri itu dikembangkan.
Strategi pembelajaran ini tidak hanya mengandalkan hasil, tetapi juga
melibatkan proses. Strategi ini juga mengedepankan pengasahan potensi yang
sesuai dengan bakat dan minat anak. Strategi ini menekankan pada aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dan juga sangat memperhatikan gaya belajar
tiap-tiap siswa saat mampu melayani siswa yang mempunyai kemampuan di atas
rata-rata.
B.
Saran
Adapun
saran yang dapat kami berikan ialah bagi para guru ataupun calon guru sebelum
memilih strategi pembelajaran inkuiri ini, ada baiknya memilih strategi yang
sesuai dengan materi pembelajaran dan sesuai dengan kemampuan rata-rata para
siswa. Agar dapat memaksimalkan proses belajar dan mengajar. Karena beda
kemampuan dan materi, beda pula strategi pembelajarannya. Sebelumnya juga bagi
para guru agar benar-benar menguasai materi dan strategi pembelajarannya,
sehingga tidak terjadi keraguan saat proses belajar dan mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Uno,
Hamzah B.(2007). Model Pembelajaran
Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif.
Hartono, Rudi.(2013).Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima
Murid.Jogjakarta: Diva Press.
Sanjaya, Wina.(2013).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
[1]Hamzah
B. Uno. 2007. Model Pembelajaran
Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif.hlm. 14.
[2] Rudi Hartono.2013. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima
Murid. Jogjakarta: Diva Press. Hlm. 61.
[3] Ibid. Hlm. 68
[4] Ibid. Hlm. 72
[5] Ibid. Hlm. 76
[6] Wina Sanjaya. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Hlm. 208
0 komentar:
Posting Komentar