Jumat, 25 November 2016

Strategi Pembelajaran Inkuiri (Inquiry)



 BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran, pengecapan dan indera-indera lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Didasari hal inilah suatu strategi pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri dikembangkan.
Inkuiri berasal dari kata to  Inquire  yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu.
Strategi pembelajaran Inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dilakukan agar penulis terarah, terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penulisan. Oleh karena itu penyusun menfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok yang dibatasi dalam konteks permasalahan terdiri dari :
1.      Apakah strategi pembelajaran inkuiri ?
2.      Apakah fungsi strategi pembelajaran inkuiri ?
3.      Apa sajakan langkah-langkah dalam pembelajaran inkuiri ?
4.      Bagaimana model dalam strategi pembelajaran inkuiri ?
5.      Apa sajakan kelebihan dan kekurang yang muncul dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri ?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui yang dimaksud strategi pembelajaran inkuiri.
2.      Mengetahui fungsi dari strategi pembelajaran inkuiri.
3.      Mengetahui langkah-langkah dalam strategi pembelajaran inkuiri.
4.      Mengetahui model dari strategi pembelajaran inkuiri.
5.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam penerapan strategi pembelajaran inkuiri.

D.    Manfaat
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa pendidikan matematika untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam mengetahui strategi pembelajaran inkuiri. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam penerapan Startegi pembelajaran di kelas nanti.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Salah satu strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah inkuiri. Strategi pembelajaran ini dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama Suchman. Dia meyakini bahwa anak–anak merupakan individu yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu.[1]Oleh karena itu, prosedur ilmiah dapat diajarkan secara langsung kepada mereka. Berikut ini adalah postulat yang diajukan oleh Suchman untuk mendukung teori pembelajaran ini yaitu:
a.       Secara ilmiah manusia mempunyai kecendrungan untuk selalu mencari tahu akan segala sesuatu yang menarik perhatiannya.
b.      Mereka akan menyadari keingintahuan akan segala sesuatu tersebut dan akan belajar untuk menganalisis strategi berpikirnya.
c.       Strategi baru dapat diajarkan secara langsung dan ditambahkan/digabungkan dengan strategi lama yang telah dimiliki siswa.
d.      Penelitian kooperatif (cooveratif inquiry) dapat memperkaya kemampuan berpikir dan membantu siswa belajar tentang suatu ilmu yang senantiasa bersifat tentative (belum pasti) dan belajar menghargai penjelasan atau solusi alternatif.
Inkuiri adalah strategi pembelajaran yang merangsang, mengajarkan, dan mengajak siswa untuk berpikir kritis, analitis, dan sistematis dalam rangka menemukan jawaban secara mandiri dari berbagai permasalahan yang diutarakan. Pihak yang memiliki banyak aktivitas dalam strategi ini adalah siswa melalui proses mental. Siswa mempunyai keleluasan dan kebebasan untuk mengeksplorasi seluruh kemampuannya tanpa harus terbebani. Dalam proses pembelajaran, siswa berperan aktif untuk menemukan sendiri makna dan substansi dari materi yang dipertanyakan oleh guru. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang mengantarkan pada permasalahan melalui pertanyaan.
Strategi inkuiri pada prinsipnya tidak hanya mengajarkan siswa untuk memahami dan mendalami materi, tetapi juga ingin mengembangkan kemampuan menguasai materi melalui proses berpikir yang baik. Strategi ini berasumsi bahwa manusia pada dasarnya mempunyai kodrat rasa ingin tahu yang besar tentang alam dan lingkungan sekitarnya. Dari sini lah strategi pembelajaran inkuiri itu dikembangkan. Startegi pembelajaran inkuiri banyak dipengaruhi oleh teori belajar kognitif dan konstruktivistik. Yang mana teori kognitif adalah proses yang melibatkan mental dan pikiran dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki, sedangkan teori konstruktivistik menegaskan bahwa pengetahuan akan mempunyai makna jika dicari dan diselidiki secara mandiri oleh siswa.
Bagi Piaget, perkembangan mental intelektual dipengaruhi empat faktor. Pertama, maturation atau yang disebut dengan kematangan yang mana berkaitan dengan proses perkembangan fisiologis anak, lebih-lebih proses perkembangan struktur otak manusia. Kedua, tindakan-tindakan fisik yang melibatkan aktivitas pikiran, seperti pengalaman yang bisa diolah menjadi pengetahuan. Ketiga, aktivitas yang berhubungan dengan orang lain. Ini berpengaruh bagi perkembangan mental anak. Anak akan berhadapan dengan bentuk baru yang berbeda dengan dirinya dalam berbagai aspek, dan juga dapat memperkaya perbendaharaan bahasa dan mengurangi egosentrisnya yang mana ego akan menghilang setelah mengetahui bahwa begitu banyak orang yang mempunyai prinsip berbeda dengan dirinya. Keempat, proses penyesuaian antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru yang baru didapatkan.
Beberapa prinsip-prinsip utama dalam strategi pembelajaran inkuiri yang harus diperhatikan oleh setiap guru:
1.      Berorientasi pada pengembangan intelektual. Selain pada hasil belajar, inkuiri juga berorientasi pada proses belajar. Mengukur siswa dari bagaimana siswa itu mencari dan menemukan suatu makna melalui proses berpikir.
2.      Prinsip bertanya. Kemampuan guru bertanya sangat diperlukan dalam langkah inkuiri. Pada pembelajaran ini juga perlu dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang dipelajarinya.
3.      Prinsip interaksi. Guru mempunyai peran yang penting untuk mengatur proses interaksi dengan siswa agar dapat berjalan dengan dinamis. Guru sering terjebak sebagai orang yang paling tahu dan berkuasa di kelas sehingga tidak memberi kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi.
4.      Belajar untuk berpikir. Belajar harus melibatkan semua potensi dari siswa, tidak hanya mengingat dan menghapal, tetapi juga proses mental yang membuat siswa berpikir dan menggunakan segala kemampuannya.
5.      Prinsip keterbukaan. Pembelajaran yang baik akan selalu membuka ruang bagi anak untuk mencoba sesuai dengan tingkat perkembangan pemikirannya. Kreativitas akan berkembang dalam suasana keterbukaan. Untuk itu, guru bertugas memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan berbagai hipotesis, yang mana guru harus mengawasi dan mengontrol siswa nya.[2]

B.     Fungsi Strategi Pembelajaran Inkuiri
Ada beberapa fungsi strategi pembelajaran inkuiri yaitu:
a.       Membangun komitmen (commitment bulding) dikalangan peserta didik untuk belajar, yang diwujudkan dengan keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas terhadap mencari dan menemukan sesuatu dalam proses pembelajaran.
b.      Membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
c.       Membangun sikap percaya diri (self confidence) dan terbuka (openness) terhadap hasil temuannya.

C.    Langkah-langkah
1.      Orientasi. Pada tahap ini, guru bertanggung jawab untuk membina suasana pembelajaran yang responsive. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir dalam memecahkan suatu masalah. Orientasi ini menjadi tahapan yang paling menentukan keberlangsungan proses pembelajaran. Strategi inkuiri akan berjalan dengan baik ketika siswa mempunyai dorongan yang kuat untuk menggunakan kemampuan berpikirnya dalam memecahkan masalah. Berikut beberapa tahapan langkah orientasi ini.
·         Menjelaskan tujuan dari topik yang akan dibahas dan capaian-capaian yang bisa didapat siswa dari proses belajar itu.
·         Menerangkan poin-poin kegiatan yang mesti dilakukan siswa untuk mencapai tujuan itu. Guru bisa menjelaskan beberapa langkah-langkah itu secara lebih terperinci.
·         Menjelaskan tentang pentingnya topik yang akan menjadi pokok pembahasan. Ini menjadi penting agar dalam diri siswa termotivasi.
2.      Merumuskan masalah. Ini merupakan tahapan di mana siswa akan diajak untuk memecahkan dengan proses berpikir. Ketika masalah sudah dirumuskan, siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat dengan melibatkan kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir akan diasah melalui proses pencarian jawaban ini. Berikut poin penting dalam merumuskan masalah.
·         Siswa terlibat aktif dalam merumuskan masalah. Guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari dan rumusan masalah yang akan menjadi bahan untuk dikaji.
·         Guru mengawasi siswa saat membuat rumusan masalah. Siswa mencari jawaban dari rumusan masalah yang telah dibuat.
·         Guru menjelaskan konsep-konsep masalah. Siswa harus lebih dulu memahami konsep-konsep yang ada sebelum lebih jauh guru membawa pada tahapan inkuiri.
3.      Merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang dikaji. Siswa perlu diajak untuk merumuskan hipotesis sesuai dengan kapasitas kemampuan berpikirnya. Agar siswa terdorong untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya, guru bisa melontarkan pertanyaan yang mampu merangsang siswa agar mencari dan menemukan jawaban sementara. Siswa dilatih menggunakan pikirannya untuk menganalisis suatu masalah hingga menemukan jawabannya.
4.      Mengumpulkan data. Dalam mengumpulkan data, ketekunan dan kegigihan mencari informasi siswa diuji. Ini juga dipengaruhi oleh pertanyaan guru. Pertanyaan guru yang baik dapat merangsang siswa untuk mencari jawaban dengan baik.
5.      Menguji hipotesis. Ini merupakan proses mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara benar. Bagaimana argumentasi siswa dan dari mana data serta informasi yang menjadi landasan argumentasi itu benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dengan benar.
6.      Merumuskan kesimpulan. Merupakan proses mendeskripsikan temuanyang diperoleh berlandaskan pada hasil pengujian hipotesis. Ini merupakan keharusan agar siswa mampu menemukan jawaban setelah melalui proses berpikir dalam mencari data. Kesimpulan akan mengantarkan siswa pada sebuah bentuk pengetahuan yang akurat. Guru harus mampu merumuskan kesimpulan dengan akurat. Guru harus bisa memilah mana data yang penting dan tidak dari sekian banyak argumentasi data yang sebelumya telah dipaparkan oleh siswa.[3]

D.    Model dalam Strategi Pembelajaran Inkuiri
1.      Model Inkuiri Terbimbing
Inkuiri terbimbing adalah suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam praktiknya guru menyediakan bimbingan dan petunjuk bagi siswa. Peran guru dalam model ini lebih dominan dari pada siswa. Guru dituntut kreatif dan dinamis ketika melakukan model pembelajaran ini pada siswa yang baru mengenal. Ketika pembelajaran vakum, guru harus berperan sebagai penggerak untuk menghidupkan suasana dengan pertanyaan.
2.      Inkuiri yang Dimodifikasi
Di sini guru hanya memberikan permasalahan pada siswa dan siswa diminta untuk memecahkan melalui pengamatan, eksplorasi, atau melalui prosedur penelitian. Guru bisa membantu siswa untuk mengarahkan dengan pertanyaan-pertanyaan.
3.      Inkuiri Bebas
Inkuiri bebas adalah model pembelajaran yang memberikan kemandirian penuh terhadap siswa. Siswa benar-benar diuji kemandirian belajarnya, siswa dengan model ini seakan diarahkan untuk menjadi sosok ilmuwan. Intervensi guru cukup minim dalam model ini.
4.      Mengajak pada Penyelidikan
Berbeda sedikit dengan inkuiri bebas yaitu terletak pada pengerjaannya. Inkuiri pada penyelidikan ini dikerjakan secara berkelompok yang lebih terstruktur. Kalau rumusan masalah tidak dapat dipecahkan, guru mempunyai peran untuk membantu.
5.      Pendekatan Peran
Model ini melibatkan siswa dalam tim-tim yang masing-masing terdiri dari empat orang untuk memecahkan masalah. Ada siswa sebagai coordinator, penasihat, pencatat data dan evaluator proses. Anggota tim mengerjakan peranannya sesuai posisi dan bekerja sama antara satu dengan yang lainnya untuk memecahkan masalah yang diberikan.
6.      Teka-teki Bergambar
Merupakan suatu teknik untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam sebuah diskusi besar atau pun kecil. Guru dapat menggunakan gambar atau alat peraga untuk merangsang nalar kritis siswa. Guru bisa menggunakan riddle yang berupa gambar di papan tulis, poster, atau alat lainnya, yang bisa dijadikan sarana bagi guru untuk mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan dengan riddle yang digunakan. Ada beberapa langkah yang harus diikuti.
a.       Memilih beberapa konsep atau prinsip yang akan diajarkan.
b.      Menunjukkan suatu ilustrasi atau gambar yang dapat menggambarkan konsep atau situasi tertentu.
c.       Menunjukkan suatu prosedur yang tidak sewajarnya. Setelah itu, guru bisa langsung menanyakan untuk membenarkan dengan menanyakan posisi yang salah dari riddle itu.
d.      Guru dituntut untuk memuat beberapa pertanyaan yang berbentuk divergent. Pertanyaan itu mestinya diarahkan untuk membantu siswa untuk memperoleh konsep dan prinsip yang telah ada di dalamnya.
7.      Kiasan
Model ini memusatkan pada siswa untuk berkreasi dalam menciptakan kiasan dan metafora. Siswa akan diajak untuk memandang suatu masalah secara lebih jeli dan juga untuk menemukan kiasan. Kreatifitas yang sebelumnya terkurung bisa dengan mudah dikeluarkan dengan bebas. Inkuiri model ini secara tidak langsung merangsang ide kreatif siswa agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.[4]

E.       Pembelajaran Matematika dengan Strategi Inkuiri
Beberapa materi Metematika seperti menemukan rumus luas lingkaran, dalil phytagoras, volume tabung, dan sebagainya sangat terbantu dengan menanamkan konsep matematika. Dengan metode inkuiri guru bisa meminimalisir bentuk-bentuk pengumuman saja dari rumus tersebut, tetapi lebih pada upaya siswa yang diarahkan menemukan konsep itu di bawah bimbingan guru.
Sebuah contoh pengajaran penemuan dalam geometri adalah menarik jarak antara dua gris yang sejajar. Sejenis dengan ini, dalam inkuiri adalah menarik jarak antara dua garis yang bersilangan sembarang dalam ruang. Contoh-contoh topik lainnya untuk inkuiri adalah menentukan kepadatan lalu lintas di suatu perempatan, menentukan air yang terbuang percuma dari kran ledeng yang rusak, menentukan banyak air suatu alian sungai.
Contoh lain seperti menemukan rumus keliling persegi dan pesegi panjang. Di sini guru membagikan kartu bernomor secara acak, kemudian siswa mencari pasangan sesuai gambar pada kartu tersebut untuk berkumpul menjadi kelompok. Guru memilih salah satu siswa dari kelompo ganjil untuk menjadi juri. Guru membagikan kertas soal kepada masing-masing kelompok. Guru menanyakan kepada masing-masing kelompok apakah mereka menyukai coklat? Ini dimaksudkan untuk membuat siswa semangat lagi. Mempersilahkan siswa untuk mengerjakan soal. Kelompok yang paling cepat selesai mengerjakan soal dengan benar, berhak mendapatkan reward yang sudah dinyatakan benar oleh juri. Reward yang tinggal 1 diberikan kepada juri. Permainan selesai dan tepuk tangan.

F.     Kelebihan
Beberapa keunggulan metode inkuiri yaitu:
a.       Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.
b.      Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya.
c.       Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi.
d.      Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing–masing.
e.       Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang terbatas.
Strategi pembelajaran ini tidak hanya mengandalkan hasil, tetapi juga melibatkan proses. Strategi ini juga mengedepankan pengasahan potensi yang sesuai dengan bakat dan minat anak. Strategi ini menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dan juga sangat memperhatikan gaya belajar tiap-tiap siswa saat mampu melayani siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata.[5]
Dalam sumber lain, ada beberapa kelebihan dari strategi pembelajaran inkuiri ini, ialah:
a.       Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
b.      Strategi ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
c.       Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d.      Keuntungan lain adalah strategi ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.[6]

G.    Kekurangan
Beberapa kelemahan metode inkuiri yaitu:
a.       Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.
b.      Keadaan kelas di kita kenyataannya banyak jumlah siswanya, maka strategi ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan.
c.       Guru dan siswa yang sudah terbiasa dengan PBM gaya lama maka metode inkuiri ini akan mengecewakan.
d.      Ada kritik, bahwa proses dalam metode inkuiri terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan sikap dan keterampilan bagi siswa.
Di samping itu, dalam sumber lain, terdapat kekurangan lain, yaitu:
a.       Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b.      Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c.       Kadang-kadang dalam mengimplementasikan memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
d.      Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.



BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Inkuiri adalah salah satu strategi atau model pembelajaran yang berpusat pada siswa yang dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama Suchman. Inkuiri adalah strategi pembelajaran yang merangsang, mengajarkan, dan mengajak siswa untuk berpikir kritis, analitis, dan sistematis dalam rangka menemukan jawaban secara mandiri dari berbagai permasalahan yang diutarakan. Strategi inkuiri pada prinsipnya tidak hanya mengajarkan siswa untuk memahami dan mendalami materi, tetapi juga ingin mengembangkan kemampuan menguasai materi melalui proses berpikir yang baik. Strategi ini berasumsi bahwa manusia pada dasarnya mempunyai kodrat rasa ingin tahu yang besar tentang alam dan lingkungan sekitarnya. Dari sinilah strategi pembelajaran inkuiri itu dikembangkan. Strategi pembelajaran ini tidak hanya mengandalkan hasil, tetapi juga melibatkan proses. Strategi ini juga mengedepankan pengasahan potensi yang sesuai dengan bakat dan minat anak. Strategi ini menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dan juga sangat memperhatikan gaya belajar tiap-tiap siswa saat mampu melayani siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata.

B.     Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan ialah bagi para guru ataupun calon guru sebelum memilih strategi pembelajaran inkuiri ini, ada baiknya memilih strategi yang sesuai dengan materi pembelajaran dan sesuai dengan kemampuan rata-rata para siswa. Agar dapat memaksimalkan proses belajar dan mengajar. Karena beda kemampuan dan materi, beda pula strategi pembelajarannya. Sebelumnya juga bagi para guru agar benar-benar menguasai materi dan strategi pembelajarannya, sehingga tidak terjadi keraguan saat proses belajar dan mengajar.
DAFTAR PUSTAKA

Uno, Hamzah B.(2007). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif.
Hartono, Rudi.(2013).Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid.Jogjakarta: Diva Press.
Sanjaya, Wina.(2013).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.


[1]Hamzah B. Uno. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif.hlm. 14.
[2] Rudi Hartono.2013. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta: Diva Press. Hlm. 61.
[3] Ibid. Hlm. 68
[4] Ibid. Hlm. 72
[5] Ibid. Hlm. 76
[6] Wina Sanjaya. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Hlm. 208

0 komentar:

Posting Komentar